Jumat, 11 Januari 2013

Ilmu Pengetahuan Sosial

A. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa pendidikan ilmu sosial adalah pendidikan mengenai disiplin-disiplin ilmu sosial. Pendidikan ilmu sosial dapat diartikan sebagai pendidikan memperkenalkan konsep, generalisasi, teori, cara berfikir, dan cara bekerja berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial. Untuk pendidikan ilmu yang demikian maka diadakan pemilihan terhadap apa yang harus dipelajari. Pemilihan itu dilakukan terhadap ruang lingkup materi yang harus dipeljarai siswa. Dasar pemilihan materi tersebut adalah kedudukan materi yang akan diajarkan dalm suatu disiplin ilmu, bentuk pendidikan ilmu sosial yang dikehendaki, dan pertimbangan pendidikan mengenai tujuan dan fungsi suatu lembaga pendidikan. Dalam pertimbangan pendidikan ini termasuk di dalamnya pertimbangan mengenai perkembangan peserta didik, perkembangan dalam teori belajar dan proses belajar, arah politik, kondisi sekolah, dan lingkungan sosial budaya dimana suatu lembaga pendidikan berada. Disiplin ilmu-ilmu sosial tetap merupakan sumber utama materi kurikulum pendidikan ilmu-ilmu sosial. Materi-materi tersebut dapat dikembangkan dari aspek substantif disiplin ilmu dan juga dari aspek metodologis disiplin ilmu. Materi yang dipilih materi kurikulum sangat ditentukan oleh bentuk pendidikan ilm u-ilmu sosial yang digunakan.
Bentuk yang dapat digunakan untuk pendidikan ilmu sosial adalah bentuk integratif. Dalam bentuk ini dikenal ada satu disiplin ilmu sosial yang dijadikan sebagai disiplin ilmu utama dalam melakukan kajian terhadap suatu pokok bahasan. Dalam kajian itu, disiplin ilmu yang utama tadi dibantu oleh disiplin ilmu-ilmu sosial lainnya yang digunakan secara fungsional (berdasarkan kebutuhan yang timbul dari pokok bahasan yang dipelajari). Dalam membahas pokok persoalan itu nama disiplin ilmu yang digunakan sebagai bantuan tadi mungkin disebutkan tetapi mungkin juga tidak.

B. HAKEKAT ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Hakekat secara populer diartikan sebagai sifat dasar.dalam tulisan ini yang dimaksud dengan hakekat adalah sama dengan ‘nature’ dalam bahasa inggris berarti  “ the essential  carateristic and qualities of a person or a thing : the nature of problem (misalnya).” Dengan mengetahui hakekat sesuatu maka kita mendapat pengetahuan yang lebih mendasar dalam hal itu.Pengetahuan kita kan lebih mendasar kalau kita dapat mengetahui sekurang-kurangnya mengapa sesuatu itu diadakan dan dipelajari serta apakah arti dan tujuanya.Dengan demikian pembahasn tentang hakekat ilmu pengetahuan sosial atau study sosial kita akan meliputi rasional,definisi,dan tujuanya .
1.Rasional studi sosial
Setiap pengajar seyogyanya mengetahui dan menghayati sepenuhnya mengapa ia mengajar sesuatu mata pelajaran tertentu. Seorang pengajar harus menyampaikan pesan baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam tujuan pengajaranya kepada subyek didiknya.Kalau hal ini terabaikan maka sang pengajar tidak lebih pada sekedar menjadi tukang mengajar yang dapat dilakukan oleh setiap orang dengan niat apapun. Untuk menghindari diri  dari pertukangan tesebut,maka sekali lagi mengajar seharusnya dilakukan secara berwawasan.
2.Pengertian studi sosial
Dari uraian tentang rasional studi sosial dapat diketahui bahwa sampai saat ini belum terdapat konsesus tentang apa itu studi sosial di amerika serikat de3mikian pula ditempat –tempat lain,apalagi antar negara.Dalam keadaan demikian,menurut Mehlinger (1981),mereka yang bertanggung  jawab mengembangkan progam-program studi sosial perlu memperhatikan pendapat dan pandangan dari berbagai paham,mempelajari berbagai elternatif serta memilih mana yang cocok untuk ,masyarakat dan lingkunganya.
3.Tujuan IPS
Secara resmi tujuan IPS pernah dikemukakan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan yaitu seperti yang tercantum dalam buku induk pembangunan (1972),menyatakan bahwa IPS adalah studi sosial untuk sekolah-sekolah di Indonesia yang bertujuan untuk ikut mencapai tujuan nasional, yaitu usaha untuk membimbing para warga negara Indonesia menjadi manusia yang menjadi pribadi,berkesadaran dan berketuhanan . Kesadaran bermasyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar (umar dan abidi 1980)

C.KONSEP ILMU PENGETUAN SOSIAL
Konsep adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk mengelompokan sejumlah objek,perisriwa atau proses yang mempunyai ciri-ciri yang sama (mehlinger 1981).
Secara hakiki konsep mengandung 5 ciri :
1.Konsep bukan merupakan hal yang sudah tesedia dan siap pakai akan tetapi merupakan penemuan (invention )
2.Konsep diperoleh dari pengalaman ,hal ini tergantung dari banyaknya,jenisnya,dan frekuensi pengenalan terhadap fenomena yang menyangkut sesuatu konsep.jadi pengalaman seseorang diwaktu masih kanak-kanak tidak sama dengan pengalamnya disaat ia sudah dewasa 
3.Oleh karena konsep itu merupakan penemuan yang didasarkan pada pengalaman pribadi , maka konsep itu juga menjadi sangat pribadi.Konsep menjadi sangat bersifat perorangan atas dua dasar yaitu : 1.tidak ada pengalaman dari dua orang yang identik 2.pengamatan setiap orang berdasarkan kerangka acuanya sendiri yang berbeda dengan orang lain walaupun terhadap fenomena yang sama.
4.Sesuatu konsep merupakan bentuk sementara (tentative  version) ia akan semakin canggih kalau pengalaman orang dalam konsep tualisasi itu makin bertambah . jadi konsep itu berkembang dan berubah sejalan dengan bertambahnya pengalaman.
5.Berdasarkan perbedaan-perbedaan dalam pengalaman betul dan kerangka ajaran tersebut tidak ada konsep yang benar-benar.Dalam hal ini validitas konsep itu tidak tergantung pada benar atau tepat tidaknya suatu konsep melainkan kepada kemampuan konsep itu untuk menjelaskan dan mengorganisasikan contoh-contoh yang tidak terbatas jumlahnya itu dari fenomena yang diwakilinya.
Secara anatomis setiap konsep memgandung 3 unsur (menurut brunner)
1.contoh
2.atribut
3.nilai atribut
Berdasarkan pendapat Marsha Wei dan Bruce Joyce (1978) mengemukakan bahwa setiap konsep mengandung 6 aspek yaitu :
a.Nama konsep
b.Atribut utama 
c.Atribut lainya 
d.Contoh-contoh positif
e.Contoh-contohnegatif
f.Batasan
Berdasarkan unsur-unsur tersebut maka konsep itu ada yang bersifat abstrak dan ada yang bersifat konkrit.Konsep-konsep yang bersifst konkrit lebih mudah didefinisikan daripada konsep-konsep yang bersifat abstrak.
Konsep IPS dapat berasal dari salah satu disiplin ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi,ekonomi,politik,dan sebagainya.Disamping itu konsep dapat pula bersifat interdisipliner seperti sebelas konsep yang dipakai dalam kurikulum study sosial taba,yaitu:  kausalitas,konflik,kerjasama,perubahan. kebudayaan,perbedaan,ketergantungan,modifikasi,kekuasaan,pengendalian sosial,tradisi,dan nilai(bank,1985). Hida Taba dalam hubungan ini menawarkan sejumlah kriteria pemilihan konsep sebagai berikut:
1. Validitas : sejauh mana konsep-konsep itu cukup mewakili disiplin ilmunya 
2. signifikansi :dapatkah konsep-konsep itu menjelaskan hal-hal yang penting didunia yang dewasa ini
3. Kesesuaian : cocokah dengan kebutuhan , minat, dan tingkat kematangan mahasiswa.
4. Langgen tetap : penting untuk waktu yang cukup lama 
5. Keseimbangan : memungkinkan untuk dikembangkan sexcara berimbang antara ruang lingkup dan kedalamanya.
Selanjutnya Taba menganjurkan agar pengajar ilmu sosial itu mengambil konsep dari sebanyak mungkin disiplin ilmu sepanjang hal itu praktis dan sesuai dengan kebutuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar