Jumat, 11 Januari 2013

Simbiosis di Kawasan Obyek Wisata Kawah Sikidang


Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati oleh dua lempeng vulkanik dunia. Tak heran bila di Indonesia terdapat banyak sekali gunung-gunung berapi, baik yang masih aktif maupun yang sudah pasif. Gunung berapi yang masih aktif misalnya saja Gunung Merapi, Gunung Krakatau, dan sebagainya. sedangkan gunung berapi yang sudah pasif misalnya Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan lainnya. Namun tidak memungkiri juga kalau gunung berapi yang sudah pasif bisa aktif kembali. Aktifnya sebuah gunung dapat terlihat dari beberapa gejala alam yang terjadi di gunung tersebut. Salah satunya yaitu terbentuknya kawah. Kawah yaitu bagian gunung berapi yang dilewati bahan letusan berbentuk lekukan besar. Contoh kawah di Indonesia yaitu Kawah Putih, Kawah Ijen, Kawah Candradimuka, dan sebagainya. salah satunya yaitu Kawah Sikidang.

Kawah Sikidang merupakan salah satu kawah aktif yang terletak di Dataran Tinggi Dieng. Padahal gunung yang ada di Dataran Tinggi Dieng termasuk gunung yang sudah pasif. Lokasi Kawah Sikidang ini berada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Walaupun letaknya berada di Kabupaten Banjarnegara, namun akses ke kawah ini kebanyakan melewati Kabupaten Wonosobo. Letak dari kawah ini sendiri tidak jauh dari Kompleks Candi Arjuna, Telaga Warna, dan tempat wisata lain yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Kawah ini diberi nama Sikidang karena diambil dari kata kidang atau yang berarti kijang. Konon katanya, Kawah Sikidang ini dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang tidak jauh dari tempat asalnya. Masyarakat sekitar menyebutnya kawah itu bergerak melompat seperti kidang, maka diberi nama Kawah Sikidang. Di sekitar kawah ini terhampar dataran yang tandus yang terbentuk karena tumpukan belerang. Dari kawahnya yang aktif pun mengepulkan asap putih pekat yang berbau khas belerang seperti kentut. Semakin kita mendekat ke kawah maka semakin kuat dan menusuk bau belerang itu. Dataran tinggi dengan suhu yang dingin ditambah panasnya udara di sekitar kawah membuat hawa menjadi lembab dan membasahi tanah belerang di sekitar kawah. Akibatnya pengunjung harus berhati-hati dalam melangkah agar tidak terpeleset, karena tanah belerang yang basah itu membuat jalan menjadi licin. Di sekitar objek wisata ini juga dipasang papan peringatan agar pengunjung tidak menyalakan api dan membuang puntung rokok sembarangan. Di sekitar Kawah Sikidang juga terdapat beberapa anakan kawah yang berukuran lebih kecil. Suhu kawah anakan juga relatif lebih rendah daripada kawah utama. Keunikan di obyek wisata Kawah Sikidang ini yaitu para pengunjung bisa merebus telur di kawah anakan, dengan cara merendam telur ayam ke dalam kawah anakan tersebut. Selain itu uap belerang yang dihasilkan dari kawah tersebut juga dipercaya dapat menghaluskan kulit dan mengobati penyakit kulit.

Adanya obyek wisata Kawah Sikidang sendiri tentunya mengakibatkan suatu hubungan timbal balik yang baik dan saling menguntungkan antar pihak. Hubungan ini dapat terjalin antara pemerintah daerah, pihak pengelola dan masyarakat. Untuk pemerintah daerah sendiri, obyek wisata Kawah Sikidang dapat meningkatkan pendapatan daerah (APBD), mengingat pengunjung yang datang tidak hanya wisatawan domestik saja namun juga wisatawan mancanegara. Selain itu Kawah Sikidang bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi KabupatenWonosobo, agar banyak yang mengunjungi daerah ini. Karena selain Kawah Sikidang dan tempat wisata di Dataran Tinggi Dieng lainnya, masih banyak juga wisata alam yang ada di Wonosobo terutama wisata alam dan budaya yang masih benar-benar alami. Bagi pihak pengelola, obyek wisata Kawah Sikidang menjadi sumber pendapatan tersendiri bagi para pengelolanya. Dan bagi masyarakat sekitar, Kawah Sikidang dapat memberikan penghasilan tambahan. Karena dapat dilihat di dalam kompleks Kawah Sikidang tersebut banyak kios-kios yang menjual souvenir seperti syal, penutup kepala, bunga kering khas Dieng, telur, makanan khas Wonosobo (kacang babi, carica, dsb) dan yang lainnya.

Kawah Sikidang menjadi salah satu tempat wisata tentu membawa dampak atau pengaruh tersendiri. Dampak yang ditimbulkan biasanya berupa dampak positif dan dampak negatif. Pastilah dengan adanya obyek wisata ini memberi dampak positif, yaitu dapat menambah penghasilan pemerintah dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Selain itu sosialisasi masyarakat juga akan bertambah luas mengingat wisatawan tidak hanya dari daerah saja, namun dari luar kota bahkan luar negeri. Pengunjung pun dapat memanjakan dirinya dengan menikmati suasana pegunungan yang alami dan segar yang disuguhkan oleh obyek wisata ini. Sejauh ini untuk dampak negatif di bidang sosial yang ada di obyek wisata Kawah Sikidang belum ditemukan, karena tempat dari Kawah Sikidang ini memang benar-benar masih alami dan lebih seperti tanah lapang tanpa ada sekat. Sehingga segala aktivitas pengunjung dapat dengan mudah dipantau oleh pihak pengelola obyek wisata tersebut. Namun dampak negatif itu dapat terjadi bila para pengunjung mengabaikan peringatan yang tercantum di papan peringatan dan juga harus berhati-hati dalam berjalan karena tanahnya yang licin dan labil. Karena pernah ada kejadian wisatawan yang kakinya terperosok ke dalam kawah utama karena dia ingin mengabadikan gambar kawah dari jarak yang terlalu dekat. Akibatnya kaki wisatawan tersebut meleleh dan saat diangkat hanya tinggal tulang. Selain itu dampak negatif yang ditimbulkan yaitu bau belerang yang seperti kentut itu keluar dari kawah sehingga seakan-akan membuat para wisatawan tidak betah. Namun itulah alam, tidak dapat diubah karena memang sudah kodratnya.

Begitulah hubungan yang terjadi antara obyek wisata Kawah Sikidang dengan kehidupan masyarakat sekitar. Mereka saling memberikan keuntungan satu sama lain tanpa ada pihak yang dirugikan. Alam lah yang menjadi sarana bagi kedua belah pihak untuk saling membangun kerjasama dan mendatangkan manfaat. Walaupun udara pegunungan yang dingin membuat sebagian masyarakatnya malas namun kehangatan yang diberikan oleh Kawah Sikidang seakan memberi energi tersendiri untuk tetap berjuang membangun hubungan yang menguntungkan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar